
Simbol “kebajikan” melawan ”kebatilan”.
KEBERADAAN kesenian tradisional yang khas dan unik merupakan kesenian tradisional adi luhung bangsa yang patut dibanggakan. Dimana menyebar hingga ke manca negara bahkan dipelajari, dimainkan dan dipentaskan! Kini tidak hanya di Bali saja kita bisa menyaksikan pagelaran tari BARONG & KRIS ini.
Babak awal hingga akhir pagelaran tari Barong & Kris sbb:
Ketika gending pembukaan dimulai Barong dan kera sedang berada di dalam hutan yang lebat.
Muncul tiga orang yang bertopeng yang menggambarkan tiga orang yang sedang membuat tuak di tengah hutan, dimana anaknya telah diduga dimakan oleh Barong. Ketiga orang itu sangat marah dan menyerang Barong itu dan dalam perkelahian ini hidung diantara salah seorang dari seorang itu digigit oleh kera tadi.
Dua orang penari muncul dan mereka adalah pengikut-pengikut dari Rangda sedang mencari pengikut Dewi Kunti yang sedang dalam perjalanan untuk menemui patihnya.
Pengikut-pengikut Dewi Kunti tiba, Salah satu dari pengikut Rangda berubah menjadi setan (semacam Rangda) dan memasukan roh jahat kepada pengikut Dewi Kunti yang menyebabkan mereka menjadi marah. Keduanya menemui Patih dan bersama-sama menghadap Kunti.
Muncullah Dewi Kunti bersama anaknya Sadewa dan Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan putranya Sadewa menjadi korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya Sadewa kepada Rangda tetapi setan (semacam Rangda) memasukkan roh jahat kepadanya sehingga menyebabkan Dewi Kunti menjadi marah dan tetap berniat mengorbankan anaknya, lalu kepada patihnya untuk membuang Sadewa kedalam hutan dan Patih pun tidak luput dari kerasukkan roh jahat itu sehingga sang Patih dengan tanpa perasaan kemanusiaan, menggiring Sadewa kedalam hutan & mengikatnya dimuka istana sang Rangda.
Turunlah Dewa Siwa yang memberikan keabadian hidup kepada Sadewa. Kejadian ini tidak diketahui oleh Rangda, kemudian datanglah Rangda untuk mengkoyak & mencabik Sadewa akan tetapi tak dapat dibunuhnya karena kekebalan yang dianugerahkan oleh Dewa Siwa.
Rangda menyerah kepada Sadewa dan memohon untuk diselamatkan agar dengan demikian dia bisa masuk sorga. Permintaan itu dipenuhi oleh Sadewa. Sang Rangda pun mendapati sorga. Kalika salah seorang pengikut Rangda mengadap Kepada Sadewa untuk meminta diselamatkan juga tetapi ditolak oleh Sadewa.
Penolakan ini menimbulkan perkelahian dan Kalika berubah rupa menjadi “babi hutan” dan didalam pertarungan antara Sadewa dan “babi hutan” Sadewa mendapat kemenangan, Kemudian Kalika (babi hutan) ini berubah menjadi “burung” tetapi tetap dikalahkan. Dan akhirnya Kalika (burung) berubah rupa menjadi Rangda oleh karena saktinya Rangda ini maka Sadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sadewa berubah menjadi Barong melawan Rangda. Tidak ada yang menang dalam pertarungan ini, hingga berlangsung dan terus abadi.
TARIAN BARONG & KRIS MERUPAKAN SIMBOL ADANYA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN DI DUNIA SEPANJANG MASA! Tinggal bagaimana kita sebagai manusia menyikapinya! Tentunya ketok palu ada ditangan kita, bukankah demikian?
(Photo Doc. Pribadi - Post by Tafanna)
0 komentar:
Posting Komentar